Keterpurukan Akhlak Generasi Muda Milenial

akhlak generasi milienial

Modernis.co, Malang – Pendidikan merupakan suatu aspek yang harus setiap manusia jalani di dunia. Dengan pendidikan maka cerahlah peradaban. Islam masih ada hingga saat ini karena ilmu pengetahuan, maka cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan adalah melalui pendidikan.

Menurut Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan nasional Indonesia menjelaskan “pendidikan pada umumnya mempunyai arti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan batin), pikiran, dan jasmani atau fisik anak-anak selaras dengan alam dan masyarakat setempat”.

Jadi mendidik anak merupakan bagian dari mendidik masyarakat karena dengan pendidikan akan merubah kehidupan dan mempersiapkan masa yang akan datang.

baca juga: 5 Fakta tentang Korupsi Bansos Covid-19

Merujuk pada 6 fungsi pendidikan, Depdiknas 2004. Salah satunya yaitu, pendidikan dapat menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik. Maka dari urain tersebut nilai-nilai positif pada anak harus diajarkan sedari ia masih kecil bahkan ketika masih dalam kandungan-pun nilai-niali positif itu sudah harus ditanamkan, tidak salah bahwa kebanyakan orang mengatakan bahwa masa kanak-kanak adalah masa golden age.

Maksudnya anak cepat menagkap atau merespon sesuatu sebelum ia memasuki masa pendidikan yang lebih tinggi lagi dan mempunyai akhlak yang islami atau akhlakul karimah (perilaku yang baik).

Dalam kehidupan masyarakat, akhlak merupakan hal yang sangat penting dalam bertingkah laku dan bersosial di masyarakat. Seseorang tidak akan terpengaruh pada hal-hal yang negatif dengan akhlak dan perilaku yang baik. Pula akhlak atau perilku yang baik dalam agama Islam telah diajarkan kepada semua pemeluknya agar menjadi manusia yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi orang lain. Karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial dan selalu berhubungan dengan Allah (Tuhan-Nya) maupun hubungan dengan sesama-Nya (Manusia).

Manusia yang berakhlakul karimah dapat menghiasi dirinya sendiri dengan sifat kemanusiaan. Yaitu insan kamil, menjadi manusia yang shaleh-shalehah dalam arti yang sebenarnya. Selalu menjaga kualitas kepribadiannya sesuai dengan tuntunan Allah SWT, dan Rasul-Nya.

Kehadiran agama jika dijelaskan dari sisi manfaatnya. Agama tidak hanya memberikan bimbingan-bimbingan dan arahan guna menemukan dimensi spiritualitas hidup yang transenden. Akan tetapi berdampak pada sisi sosiologis yang senantiasa berbuat baik dan memberikan kepedulian kepada sesama.

Namun realitanya yang terjadi di masyarakat saat ini untuk terbentuknya pribadi atapun karakter seorang muslim yang baik sangatlah sulit, hal ini karena telah terjadi banyaknya penyimpangan norma, tingkah laku, etika, sebagai bentuk kebobrokan mental ataupun moral daripada kepribadian yang sangat tidak sesuai dengan etika syari’at Islam atau budaya ketimuran yang dimiliki bangsa Indonesia itu sendiri.

Realita yang terjadi saat ini sangatlah miris, “bobroknya moral generasi muda” sepertinya itulah rangkaian kalimat yang tepat untuk menggambarkan kondisi moral atau perilaku generasi muda era saat ini, yaitu era milenial. Banyaknya pemuda-pemudi Indonesia yang berperilaku menyimpang. Seperti perkelahian antar sesama teman, tidak menghormati orang yang lebih tua. Bahkan sampai pembunuhan, pencurian, kejahatan seksual.

Dalam suatu penelitian pernah dikemukakan bahwa jenis kriminalitas yang dilakukan oleh remaja laki-laki adalah narkoba, asusila, pencurian, dan perkelahian. Adapun jenis kriminalitas yang dilakukan oleh remaja wanita adalah narkoba dan pencurian. Yang menjadi faktor pendorong terjadinya kriminalitas di kalangan remaja laki-laki adalah kurang pembinaan, faktor ekonomi dan salah pergaulan. Sedangkan pada remaja wanita adalah salah pergaulan (terpengaruh teman) dan ekonomi.

Semua kalangan, baik pemerintah, lembaga pendidikan, maupun masyarakat amat sangat prihatin denganketerpurukan akhlak pemuda-pemudi Indonesia. Kondisi ini yang menjadi latarbelakang semua pihak khususnya di kalangan pendidik untuk mencari jawaban atas permasalahan krusial. Tentang faktor penyebab dan cara mengatasinya.

Bagaimana pemuda-pemudi ini akhlaknya menjadi lebih baik dan bisa menjadi generasi penerus bangsa? Mengingat upaya daripada lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mendidik generasi penerus bangsa, maka upaya yang ditempuh dalam mewujudkan terbentuknya akhlakul karimah pemuda-pemudi Indonesia merupakan sesuatu yang sangat urgen, karena buat apa jika ilmu pengetahuan tidak didukung dengan akhlak yang baik, maka hal itu akan sia-sia.

Jadi harus adanya penanaman akhlak yang baik terhadap pemuda-pemudi Indonesia sejak dini, baik dilingkungan keluarga maupun masyarakat. Pendidikan sekarang hanya dianggap sebatas formalitas saja, agar mendapatkan sertifikat, ijazah (misalnya) dan menyandang predikat kelulusan. Mereka tidak paham dan tidak mengerti esensi orang berpendidikan itu seperti apa.

Itulah kondisi yang terjadi pada generasi muda Indonesia saat ini, maka pendidikan karakter di Indonesia menjadi sebuah urgensi yang amat sangat penting. Untuk menumbuhkan kesadaran berperilaku positif pada tiap-tiap anak.

Maka ada syair lagu religi yang mengatakan “Akhlak nilai diri manusia, modal hidup dimana-mana, kemana pergi orang suka, banyak kenalan murah rezeki”. Hal itu memang benar adanya, akhlak merupakan cerminan diri. Generasi bangsa harus berpendidikan dan  mempunyai akhlak yang baik, karena akhlak adalah segalanya. Sebab Allah SWT tuhan semesta alam menciptaan nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW dengan tujuan tidak lain untuk menyempurnakan akhlak yang baik (akhakul karimah).

Maka jika Allah perhatian dan sangat mewanti-wanti akan akhlak baik, maka tentunya hal itu harus diperhatikan, tidak adaya pertumpahan darah jika semua orang didunia ini sadar akan urgensi penanaman akhlak yang baik, bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.

Oleh : Afifatin Mawaddah (Sarjana Muammalat UMM)

Related posts

Leave a Comment